Bejo
adalah seorang yang kecerdasan akalnya agak kurang. Suatu hari ia melihat
pamannya yang sedang mengasah pisau yang sudah agak karatan. Hal ini memancing
dirinya untuk bertanya pada pamannya.
“Paman
mengapa pisau yang sudah karatan kok diasah? Kayak kurang kerjaan aja!” Tanya
bejo.
“Biar menjadi tajam, jo!” jawab pamannya.
“Apa
mungkin itu bias, Paman?” Tanya bejo lagi
“Bisa,
Jo. Lihat, sekarang ia mulai tajam.” Sang Paman mencoba pisaunya untuk mengiris
gedebok pisang.
“
Kalau begitu, Paman, Bejo juga bias menjadi cerdas jika akal bejo diasah?”
“Sudah
Tentu Jo!’’
Setelah
kejadian ini, bejo pergi ke took besi untuk membeli alat pengasah guna mengasah
otaknya agar menjadi cerdas.
“apa
disini jual alat pengasah?” Tanya bejo pada pemilik toko.
“Jual.
Mau beli berapa?”
“satu
saja, bang!”
Penjual
took iseng bertanya, “untuk mengasah apa, Jo?”
“untuk
mengasah otak bejo biar cerdas, sebab tadi barusan bejo melihat paman mengasah
pisau yang berkarat jadi tajam dan paman juga bilang bahwa ka;lau bejo ingin
cerdas otaknya juga harus diasah.”
Penjual
toko pun tertawa terpingkal – pingkal berkata: “Halah Jo… Bejoo.. kamu ini
gimana ? bukan begitu cara mengasah otak. Kalau kau mau mengasah otakmu denga
alat pengasah ini, biar keningmu sampai lecet tak akan bias menjadikan dirimu
cerdas!”
Bejo
bertanya, “Lha, lantas gimana caranya, bang, biar otak bejo menjadi cerdas
karena bejo ingin sekali menjadi insinyur?”
Penjaga
toko menjawab, ya kamu belajar yang rajin Jo, kamu banyak membaca cari
pengetahuan karna kehebatan daya cipta adalah berkat rajin membaca sehingga
banyak pengetahuan.
“Bejo
pun berterima kasih atas nasihat pemilik toko sambil pamit.
Pemilik toko tergeleng – geleng kepala sambil
tersenyum, “ Huuh dasar bejo. Alat pengasah kok mau buat ngasah otaknya. Biar
samapi lecet kening dan keluar otakmya pun tak akan mungkin bias menjadi
cerdas.”