Kenangan Manis Bersama Bejo

Kamis, 27 Februari 20140 komentar



            Bejo adalah seorang yang kecerdasan akalnya agak kurang. Suatu hari ia melihat pamannya yang sedang mengasah pisau yang sudah agak karatan. Hal ini memancing dirinya untuk bertanya pada pamannya.

            “Paman mengapa pisau yang sudah karatan kok diasah? Kayak kurang kerjaan aja!” Tanya bejo.
            “Biar  menjadi tajam, jo!” jawab pamannya.
            “Apa mungkin itu bias, Paman?” Tanya bejo lagi
            “Bisa, Jo. Lihat, sekarang ia mulai tajam.” Sang Paman mencoba pisaunya untuk mengiris gedebok pisang.
            “ Kalau begitu, Paman, Bejo juga bias menjadi cerdas jika akal bejo diasah?”
            “Sudah Tentu Jo!’’

            Setelah kejadian ini, bejo pergi ke took besi untuk membeli alat pengasah guna mengasah otaknya agar menjadi cerdas.

            “apa disini jual alat pengasah?” Tanya bejo pada pemilik toko.
            “Jual. Mau beli berapa?”
            “satu saja, bang!”
            Penjual took iseng bertanya, “untuk mengasah apa, Jo?”
            “untuk mengasah otak bejo biar cerdas, sebab tadi barusan bejo melihat paman mengasah pisau yang berkarat jadi tajam dan paman juga bilang bahwa ka;lau bejo ingin cerdas otaknya juga harus diasah.”
            Penjual toko pun tertawa terpingkal – pingkal berkata: “Halah Jo… Bejoo.. kamu ini gimana ? bukan begitu cara mengasah otak. Kalau kau mau mengasah otakmu denga alat pengasah ini, biar keningmu sampai lecet tak akan bias menjadikan dirimu cerdas!”

            Bejo bertanya, “Lha, lantas gimana caranya, bang, biar otak bejo menjadi cerdas karena bejo ingin sekali menjadi insinyur?”
            Penjaga toko menjawab, ya kamu belajar yang rajin Jo, kamu banyak membaca cari pengetahuan karna kehebatan daya cipta adalah berkat rajin membaca sehingga banyak pengetahuan.

            “Bejo pun berterima kasih atas nasihat pemilik toko sambil pamit.


Pemilik toko tergeleng – geleng kepala sambil tersenyum, “ Huuh dasar bejo. Alat pengasah kok mau buat ngasah otaknya. Biar samapi lecet kening dan keluar otakmya pun tak akan mungkin bias menjadi cerdas.”
Share this article :
 
Support : Mahatma-Tambun | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2015. Inside Mahatma - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger